loading...
(Video)Soalan Ringkas Sheikh Ahmed Deedat Yang Orang Kristian Tak Boleh Jawab Sampai Sekarang!
Video:
Syekh Ahmed Hussein Deedat (lahir 1 Juli 1918 – meninggal 8 Agustus 2005 pada umur 87 tahun) atau 'Ahmed Deedat' atau 'Ahmad Deedat' adalah seorang cendikiawan Muslim dalam bidang perbandingan agama. Ia juga merupakan seorang pengarang, dosen, dan juga orator. Ia dikenal sebagai salah satu pembicara handal dalam debat public tentang masalah keagamaan. Pada 1957, Deedat bersama dua orang temannya, mendirikan Islamic Propagation Centre International (IPCI) dan ia menjadi presiden hingga 1996. Deedat wafat pada 2005 akibat stroke yang telah dideritanya sejak tahun 1996.
Ahmed Deedat dan Zakir Naik, Ada yang belum Mengenal 2 Orang Da'i ini?
Mereka adalah guru dan murid, Zakir Naik sedang berguru saat Ahmed Deedat sudah keliling Benua Amerika, Eropa dan Australia, namun sekarang Zakir Naiklah penerus sang guru dengan total terjun di dunia dakwah dan berhenti dari profesi sebagai Dokter Medis.
Ahmed Deedat dan Zakir Naik, Ada yang belum Mengenal 2 Orang Da'i ini?
Mereka adalah guru dan murid, Zakir Naik sedang berguru saat Ahmed Deedat sudah keliling Benua Amerika, Eropa dan Australia, namun sekarang Zakir Naiklah penerus sang guru dengan total terjun di dunia dakwah dan berhenti dari profesi sebagai Dokter Medis.
Mereka berdua sama-sama memiliki darah India, namun Ahmed Deedat dibesarkan di Afrika, Keduanya sama-sama memiliki gelar Da'i sejuta Ummat, keduanya terjun ke dunia dakwah lintas agama dan telah meng-islam-kan puluhan ribu orang.
DR Dzakir naik
Zakir Naik terlihat lebih "soft", ingatan beliau luar biasa, Zakir Naik bukan hanya mampu menghafal Alquran dan Shahih Bukhari Muslim, tapi juga menguasai kitab weda, tripitaka, bhagavad gita, bahkan sudah meng-islam-kan ribuan Hindu India dan mampu mengkoreksi pastur dan pendeka jika mereka salah dalam mengutip ayat-ayat dalam bibble/injil.
Namun Zakir Naik kurang beruntung untuk masa sekarang, beliau tidak bisa lagi mengunjungi Amerika dan Eropa karena dicekal oleh pemerintah. Seperti halnya tahun lalu, Zakir Naik tertantang untuk berdiskusi secara terbuka dengan Mahasiswa Oxford, meskipun acara tersebut tidak batal karena konsep acara dirubah dengan Video Conference.
Zakir Naik tidak banyak memiliki agenda Debat Terbuka seperti halnya Ahmed Deedat, hampir semua tantangan debat terbuka yang dilayangkan oleh Dr.Zakir Naik tidak mendapat respon dari gereja-gereja, karena inilah Zakir Naik dijuluki dengan "Ahmed Deedat Plus" karena telah membuat Pastur-Pastur merasa Ngeri berhadapan dengan beliau.
Kedua Da'i ini memiliki harapan yang sama, dan harapan itu sama-sama belum tercapai, yaitu menggelar Debat Terbuka dengan Paus Paulus langsung dimarkas nya Vatikan-Roma!
Hingga Ahmed Deedat mengakhiri masa hidupnya, Vatikan belum juga memberi jawaban, Namun Zakir Naik masih tetap terus melayangkan surat tantangan Debat Terbuka kepada Paus Yohanes Paulus II hingga sekarang.
Apakah suatu saat Vatikan akan menjawab tantangan ini?
Wallahu A'lam...
Masa kecil Ahmed Deedat
Ahmed Hussein Deedat lahir di daerah Surat, India, pada tahun 1918. Ia tidak dapat hidup bersama ayahnya sampai tahun 1926. Ayahnya adalah seorang penjahit yang karena profesinya hijrah berimigrasi ke Afrika Selatan tidak lama setelah kelahiran Ahmed Deedat.
Tanpa pendidikan formal dan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, Ahmed Deedat pergi ke Afrika Selatan untuk dapat hidup bersama ayahnya pada tahun 1927. Perpisahan Deedat dengan ibunya pada tahun kepergiannya ke Afrika Selatan menyusul ayahnya tersebut adalah saat terakhir ia bertemu ibunya dalam keadaan hidup, karena ibunya meninggal beberapa bulan kemudian.
Di negeri yang asing, seorang Deedat yang baru berusia 9 tahun tanpa berbekal pendidikan formal dan penguasaan bahasa Inggris mulai menyiapkan dirinya untuk dapat beradaptasi dan bersaing dengan kehidupan baru di koloni Inggris tersebut.
Dengan ketekunannya dalam belajar, Deedat tidak hanya dapat mengatasi hambatan bahasa, tetapi juga unggul di sekolahnya. Kegemaran Deedat membaca membantunya untuk mendapatkan promosi hingga ia menyelesaikan standar 6. Kurangnya biaya menyebabkan sekolahnya tertunda dan di awal usia 16 tahun untuk pertama kalinya ia terpaksa meninggalkan sekolahnya untuk sementara dan bekerja dalam usaha retail (eceran).
Yang terpenting dari ini semua adalah pada tahun 1936 sewaktu Ia bekerja pada toko muslim di dekat sebuah sekolah menengah Kristen di pantai selatan Natal. Penghinaan yang tak henti-hentinya dari siswa misionaris menantang Islam selama kunjungan mereka ke toko menanamkan tekad pada dirinya untuk mendalami agama Kristen dan membandingkannya dengan Islam.
Mempelajari Alkitab
Ahmed Deedat menemukan sebuah buku berjudul Izharul-Haq yang berarti mengungkapkan kebenaran. Buku ini berisi materi debat dan keberhasilan usaha-usaha umat Islam di India yang sangat besar dalam memberikan argumen balasan kepada para misionaris Kristen yang melakukan misi penyebaran agama Kristen dibawah otoritas Kerajaan Inggris dan pemerintahan India. Secara khusus, ide untuk menangani debat telah berpengaruh besar dalam diri Ahmed Deedat.
Beberapa minggu setelah itu, Ahmed Deedat membeli Injil pertamanya dan mulai melakukan debat dan diskusi dengan siswa-siswa misionaris. Ketika siswa misionaris tersebut mundur dalam menghadapi argumen balik Ahmed Deedat, ia secara pribadi memanggil guru teologi mereka dan bahkan pendeta-pendeta di daerah tersebut.
Keberhasilan-keberhasilan ini memacu Ahmed Deedat untuk berdakwah. Bahkan perkawinan, kelahiran anak, dan persinggahan sebentar selama tiga tahun ke Pakistan sesudah kemerdekaannya tidak mengurangi keinginannya untuk membela Islam dari penyimpangan-penyimpangan yang memperdayakan dari para misionaris Kristen.
Dengan semangatnya untuk menyebarkan agama Islam, Ahmed Deedat membenamkan dirinya pada sekumpulan kegiatan lebih dari tiga dekade yang akan datang. Ia memimpin kelas untuk pelajaran Injil dan memberi sejumlah kuliah. Ia mendirikan As-Salaam (Kedamaian), sebuah institut untuk melatih para da'i Islam. Ahmed Deedat, bersama-sama dengan keluarganya, hampir seorang diri mendirikan bangunan-bangunan termasuk masjid yang masih dikenal sampai saat ini.
Ahmed Deedat adalah anggota awal dari Islamic Propagation Centre International (IPCI) dan menjadi presidennya, sebuah posisi yang dipegangnya sampai tahun 1996. Ia menerbitkan lebih dari 20 buku dan menyebarkan berjuta-juta salinan gratis. Ahmed Deedat mengirim beribu-ribu materi kuliah ke seluruh dunia dan mendebat pengabar-pengabar Injil pada debat umum. Beberapa ribu orang telah menjadi Islam sebagai hasil usahanya.
Sebagai penghargaan yang pantas untuk prestasi yang bersejarah itu, ia mendapat penghargaaan internasional dari Raja Faisal tahun 1986. Penghargaan bergengsi yang sangat berharga dalam dunia Islam.
Akhir hayat
Di sisa sembilan tahun usia hidupnya, Ahmed Deedat menjalani rawat jalan terkait penyakit stroke kronis yang dideritanya di kediamannya di Verulam, Afrika Selatan. Pada 8 Agustus 2005, ia meninggal di rumahnya di Trevennen Road di Verulam, provinsi KwaZulu-Natal, Durban. Ia dimakamkan di pemakaman Verulam.
Loading...
loading...
0 Response to "(Video)Soalan Ringkas Sheikh Ahmed Deedat Yang Orang Kristian Tak Boleh Jawab Sampai Sekarang!"
Post a Comment